Saturday, 1 March 2014

Perahu Kertas The Movie Review




“Hai Neptunus, apa kabar di laut biru? Perahu kertas yang kali ini akan membawakanmu kisah tentang perjalanan hatiku…”

Siapa yang gak tau tentang film yang kini sedang digandrungi para remaja Indonesia. Yap! PERAHU KERTAS. Sebuah film karya Hanung Bramantiyo yang digarap dari sebuah novel dengan judul yang sama, karya Dewi “Dee” Lestari. 
Pemeran tokoh utama film ini adalah KUGY. Dia dikisahkan adalah seorang gadis dengan mimpi menciptakan mimpi bagi anak-anak, keinginannya yang besar untuk menjadi Juru Dongeng dari kecil membuat karakternya sedikit unik. Menulis disecarik kertas yang kemudian dilipat menjadi perahu kertas dan dilepaskan dialiran air dimanapun ia dapatkan sudah menjadi kebiasaannya sejak kecil. Ia menyebut dirinya sendiri, Agen Neptunus. Kebiasaan itu berlanjut hingga mengantar dirinya ke jenjang kuliah di Bandung. Bersama sahabatnya, Noni dan pacar sahabatnya, Eko. Karena keharusannya pindah ke Bandung juga, ia bertemu sosok Keenan, sepupu Eko. Keenan sendiri terpaksa kuliah di Bandung akibat paksaan dari ayahnya yang tidak setuju dengan kegemarannya melukis. Alhasil disanalah dia menimba ilmu dibidang ekonomi. Keempat orang ini kemudian memiliki ikatan yang erat satu sama lain. Disinilah awal dari lika-liku perjalanan cinta Kugy dan Keenan.



Movie Review Part 1:



Kugy yang ternyata sudah punya pacar bernama Joshua atau Ojos ini kemudian jatuh cinta dengan Keenan yang melengkapi dongeng-dongeng yang ditulisnya selama ini dengan ilustrasi. ia merasa dongengnya hidup bersama Keenan. Namun rasa itu disimpannya sendiri hingga muncul sosok Winda yang diperkenalkan oleh pasangan Noni-Eko kepada Keenan. Misi mak comblang pun berhasil, Keenan dan Winda makin dekat apalagi Winda adalah seorang kurator dan ayahnya adalah pemilik galeri Warsita, salah satu galeri terbesar di Jakarta. Maka jadilah mereka sepasang kekasih. Saat itu pula Kugy seolah menjauh, tak hanya dari Keenan namun dari Noni yang notabenya adalah sahabatnya sejak kecil. Hubungannya dengan Eko masih baik-baik saja walaupun tanpa persetujuan Noni. Hubungannya yang retak dengan sahabatnya itu sendiri juga dikarenakan putusnya hubungannya dengan ojos. Kini ia benar-benar sendiri sampai kemudian cepat menyelesaikan kuliahnya dan kerja disuatu perusahaan advertising yang dipimpin Remi, yang kemudian menjadi kekasihnya kemudian.
Sementara Keenan sendiri, begitu tau lukisannya di galeri Warsita laris terjual semua, ia memutuskan untuk berhenti kuliah dan konsentrasi pada melukis. Namun, dibalik itu semua akhirnya ia mengetahui bahwa lukisan-lukisannya ternyata dibeli oleh Winda sendiri. Winda melakukan itu semua agar mendapat kepercayaan lebih dari Keenan dan terus bersama. Keenan-Winda akhirnya putus. Keenan memutuskan ke Bali dan tinggal bersama Pak Wayan, kekasih lama ibunya, Lena. Disana ia ditemani sebuah buku tulis berisi tulisan tangan yang menceritakan sebuah dongeng. Tulisan itu tak lain dan tak bukan adalah milik Kugy. Dari tulisan itu ia selalu mendapat inspirasi untuk melukis. Dongeng itu bercerita tentang Jenderal Pilik, diambil dari nama murid mereka di Sakola Alit, sekolah untuk anak tidak mampu dipedalaman Bandung. Lukisan-lukisan bertema Jenderal Pilik ini menjadi perbincangan di kalangan penikmat lukisan dan kolektor. Hingga akhirnya lukisan pertamanya dibeli oleh tak lain dan tak bukan Remigius Aditya alias Remi, yang kemudian menjadi kekasih Kugy. Di Ubud sendiri Keenan mendapati sosok Luhde yang selalu menemaninya dalam masa susah. Disanalah asmara Keenan-Luhde bersemi.
Perahu Kertas Part 2 Review:



          Setelah sekian lama tak bertemu akhirnya disebuah acara pernikahan Noni dan Eko, Kugy dan Keenan pun kembali berjumpa. Dan diacara ini pula mereka semua yang tergabung dalam “Kura-Kura Ninja” nama persahabatan yang mereka ciptakan berkumpul kembali. Canda dan tawa kembali bersemi hari itu.

Konflik demi konflik pun dimulai. Berbagai cerita pun mengenai pasangan masing-masing terbongkar semua. Keenan yang memutuskan tinggal di Jakarta untuk membantu pekerjaan ayahnya yang sedang sakit stroke. Pertemuan Kugy dan Keenan memunculkan kembali ide-ide unik mereka untuk membuat dan menerbitkan sebuah buku dongeng anak-anak. Suatu ketika, Kugy dan rekan sekantornya pergi ke Bali untuk berlibur. Secara tak sengaja, Kugy bertemu dengan Luhde, kekasih Keenan. Pertemuan ini akhirnya menyadarkan Kugy, bahwa sesungguhnya ia masih mencintai Keenan walaupun sekarang ia menjalin hubungan dengan Remi. Konflik ini semakin rumit, ketika Remi juga berhubungan baik dengan Keenan dan mengaggumi satu sama lain. Lantas, kemana kah perahu kertas itu berlabuh?
 Empat tahun saya kepingin bilang ini. Kugy Karmachameleon, saya cinta sama kamu. Dari pertama kali kita ketemu, sampai hari ini, saya selalu mencintai kamu. Sampai kapan pun itu, saya nggak tahu. Saya nggak melihat cinta ini ada ujungnya” keenan kepada kugy. Semakin rumit dan rumit. Dan ketika kerumitan itu telah mencapai puncaknya, hatipun telah tak berada pada pelabuhan masing-masing, Kugy dan Remi serta Keenan dan Luhde pun berakhir dan memutuskan kembali untuk menata hidup masing-masing. Sungguh tragis dan menyedihkan memang. Tapi disini telah jelas, bahwa perahu kertas itu telah berlabuh. Ya, keenan dan kugy pun akhirnya bersatu. Sang agen neptunus ini bersama pada akhirnya.....

*Favorite Quotes in Perahu Kertas Movie*






 “Gimana kita bisa terus jalan kalau tempat kita berpijak aja beda.”

“Kenangan itu cuma hantu di sudut pikir. Selama kita cuma diam dan nggak berbuat apa-apa, selamanya dia tetap jadi hantu. Nggak akan pernah jadi kenyataan.”

 “Carilah orang yang nggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-galanya.”

“Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih. Karena hati tidak perlu memilih. Ia selalu tahu ke mana harus berlabuh.”

“Ada saatnya cinta harus dilepas, tidak digenggam dengan begitu erat. Bahwa ada saatnya kita tidak perlu berlari, tapi berhenti, melihat sekeliling. dan tersenyum.”

“Nyerah sama realistis itu beda tipis..”

“Apa yang orang bilang realistis, belum tentu sama apa yang kita pikirkan. ujung ujungnya kita juga tau kok, mana yang diri kita sebenarnya, mana yang bukan diri kita. Dan…kita juga tau apa yang kita pengen jalani.”

 “Tidak akan ada masa depan bila tidak ada masa lalu. Pengkhianat terbesar adalah harapan kosong. Kenyataan terpahit adalah kenyataan yang tak setinggi harapan itu.”

 “Karena bersamamu, aku tidak takut lagi jadi pemimpi.”

“Dalam hidup, kita harus memilih antara Mimpi dan Realita.”

there’s time where we need to survive and there’s time where we must surrender.”
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment