Tuesday, 15 April 2014

Efek Buruk & Fakta Mengerikan Narsis, Selfie, dan Social Media

Siapa yang suka narsis? Seneng selfie dan upload di socmed? Nah tau ga sih, ternyata banyak peristiwa mengerikan akibat hal ini?  Inilah berbagai kasus sebagai bukti bahwa narsis, selfie, dan social media bisa berujung bunuh diri dan bullying yang tiada hentinya. Pas gue ga abis pikir juga, narsis banget mau bunuh diri sampe di upload ke social media dulu.. yah inilah fenomena remaja sekarang ini. Makanya, hati-hati ya kalo ketagihan selfie! Jangan terlalu narsis!



1.Gara-gara Selfie Berbuat Kriminal
Inilah aksi nekat Erandy Elizabeth Gutierrez (16) yang membunuh sahabatnya gara-gara selfie. Berdasarkan berita dari New York Daily News, membunuh Anel Baez karena marah dan balas dendam. Kemarahannya disebabkan ulah Anel yang meng-upload foto selfie Elrandy berpose nude ke Facebook.
Saat Anel mengundang ke rumahnya untuk berbaikan, Erandy justru memanfaatkan kesempatan ini untuk membalas dendam. Dia menikam sahabatnya dengan 65 tusukan. Setelah pembunuhan itu, Erandy melarikan diri dan menutup keterlibatannya. Dia bahkan menghadiri pemakaman Anel dan ditangkap polisi di tempat tersebut.  
Sebelum melakukan pembunuhan, Erandy sempat mengirimkan pesan ancaman pada Anel. "It may seem that I am very calm, but in my head I have killed you at least three times," tulisnya di Twitter. Dia bahkan mengancam akan mengubur Anel sebelum tahun ini berakhir. Seram banget!



2. Selfie Jelek, Nekat Bunuh Diri
Nggak cuma menjadi penyebab remaja berbuat kriminal. Percaya atau nggak, selfie juga menyebabkan seorang remaja di Inggris nekat bunuh diri. Danny Bowman (19) merupakan remaja penggemar selfie. Bayangin aja, hampir 10 jam dalam sehari Danny bisa mengambil 200 gambar dirinya melalui kamera handphone. Sayangnya, nggak ada satu pun foto sempurna menurutnya yang berhasil didapatkan.
Perilaku anehnya ini menyebabkan Danny dikeluarkan dari sekolah karena terlalu sering membolos. Dia bahkan tidak keluar rumah selama enam bulan dan kehilangan berat badan sampai 13 kg. Biasanya setiap mengambil sebuah foto, Danny akan memeriksa tiap foto selama berjam-jam. “I was constantly in search of taking the perfect selfie and when I realised I couldn’t I wanted to die. I lost my friends, my education, my health and almost my life,” ujar Danny.
Saking frustrasinya tidak mendapatkan foto yang sempurna, Danny pun memutuskan bunuh diri dengan menelan berbagai macam obat. Beruntung, ibunya yang melihat aksi Danny langsung menggagalkan dan membawanya ke psikiater. Lucky him!

3. Ditinggal Pacar, Bunuh Diri
Cewek bernama Jojo Tsai (20) yang hidup di Shanghai bunuh diri dengan melompat dari gedung apartemen tempat tinggalnya. Patah hati setelah dua minggu putus dari pacar jadi alasannya melakukan tindakan ini. Yang bikin ngeri, Jojo memotret detik-detik sebelum dia melompat dari gedung dan mem-posting foto-foto tersebut di akun Instagram.
Jojo mem-posting foto dirinya duduk di pinggir apartemen beberapa saat sebelum dia memutuskan melompat. Di akun Instagram juga ada beberapa foto yang diambil di hari yang sama, seperti foto Jojo yang membakar barang-barang dari mantannya sampai ketika dia berdandan. Lewat sejumlah foto, cewek cantik ini berusaha meninggalkan sejumlah pesan untuk mantan pacarnya. Jojo menuliskan bagaimana dia berusaha mengatasi patah hati, dengan bersenang-senang dan pergi dengan beberapa cowok tapi selalu gagal. “All of this I cannot forget, can never forget, unless I die,”tulisnya. Seram banget!
4. Bunuh Diri Akibat Bullying Di Socmed
Kasus mem-posting pesan bunuh diri juga pernah terjadi di Kanada pada 2012 lalu. Lewat Youtube, Amanda Todd, 15, mem-posting video tentang penderitaannya di-bully. Video berjudul My Story: Struggling, Bullying, Suicide and Self Harm menampilkan sosok Amanda membalik-balikan kartu yang bertulis kisahnya. Di video tersebut, Amanda menceritakan bagaimana dia dilecehkan oleh seseorang di sosial media. Foto topless Amanda disebarkan sehingga dia dijauhi teman-temannya. Amanda pun mengaku pernah melakukan beberapa percobaan bunuh diri. Di akhir video, Amanda juga menunjukkan foto luka akibat dia menyakiti diri sendiri. Sebulan setelah video di-posting melalui sosial media, Amanda ditemukan tewas gantung diri.
Beberapa kasus ini lagi-lagi menunjukkan salah satu fenomena yang mengerikan dari media sosial, ketika sosmed menjadi tempat meninggalkan pesan bunuh diri. Yang jadi pertanyaan besar, kenapa sih fenomena ini bisa terjadi?

Cek dibawah!!

1. Selfie Indikator Kurang PeDe
Menurut Dr. Pamela Rutledge, dikutip dari artikel Psychology Today, selfie merupakan indikasi dari narsis, mencari perhatian, dan self indulgence. Remaja yang terlalu banyak mengambil gambar selfie,juga dipercaya Rebecca, sebenarnya merupakan tindakan dan aksi remaja yang memerlukan bantuan dalam meningkatkan rasa percaya dirinya. “Terlalu asyik dengan selfie dapat menjadi indikator kurangnya rasa percaya diri pada remaja,” ujarnya. Nah, kamu yang merasa ketagihan selfie hati-hati ya!
2.  Narsis Jadi Penyebab!
Menurut Liza M. Djaprie, psikolog dari Klinik Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa, bunuh diri biasanya dilakukan oleh orang yang merasa frustasi dan tidak menemukan jalan untuk menyelesaikan permasalahan. Ketika seorang remaja yang melakukan bunuh diri, mem-postingpesan atau foto-foto tentang niatnya bunuh diri lewat social media, biasanya ada dua motif yang menjadi latar belakangnya.
Motif pertama adanya keinginan untuk membuat orang yang menyakitinya merasa bersalah. “Logika ini kesannya memang salah kaprah. Tapi, ketika pelaku bunuh diri mem-posting foto atau pesan di media sosial, biasanya dia bermaksud agar orang yang pernah menyakitinya membaca atau melihat pesan tersebut. Kemudian, dia berharap orang yang menyakitinya ikut merasa bersalah karena keputusan bunuh diri yang diambil,” jelas Mbak Liza.
Narsis jadi faktor lain yang menyebabkan beberapa remaja yang bunuh diri ini mem-posting pesan di media sosial, “Dengan mem-posting pesan tersebut Si Pelaku bunuh diri berharap dunia tahu masalah apa yang dihadapi sehingga dia mengambil keputusan bunuh diri. Ini bisa dibilang narsis juga.”
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment