Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu
puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku
Mazmur 34:1
Mazmur 103
Pujilah TUHAN, hai jiwaku!
1 Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
2 Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
3 Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,
4 Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,
5 Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.
6 TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas.
7 Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-kepada orang Israel.
8 TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
9 Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.
10 Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,
11 tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;
12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.
13 Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
14 Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.
15 Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga;
16 apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.
17 Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu,
18 bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan titah-Nya.
19 TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di sorga dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu.
20 Pujilah TUHAN, hai malaikat-malaikat-Nya, hai pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan firman-Nya dengan mendengarkan suara firman-Nya.
21 Pujilah TUHAN, hai segala tentara-Nya, hai pejabat-pejabat-Nya yang melakukan kehendak-Nya.
22 Pujilah TUHAN, hai segala buatan-Nya, di segala tempat kekuasaan-Nya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku!
Kekristenan tidak dapat dilepaskan dari pujian dan penyembahan. Mengapa orang-orang Kristen dianjurkan untuk senantiasa memuji Tuhan dalam segala waktu dan keadaan? Bagaimana dengan kondisi yang sedang tidak baik, misalnya sedang sakit berat, stress, kehilangan pekerjaan, kehilangan kekasih, mengalami kerugian dalam usaha, dan hal-hal lainnya yang membuat orang kehilangan semangat, adakah alasan untuk tetap memuji Tuhan?
- Sebab kita diciptakan untuk Memuji Tuhan
Alasan utama dan pertama yang patut diresapi mengapa Tuhan menciptakan manusia, menyelamatkannya dari dosa dan menjanjikan hidup kekal di surga, tertulis dalam kitab Yesaya 43:21, “umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku.”
Allah rindu agar setiap aspek kehidupan umat-Nya dipenuhi dengan pujian akan kebesaran-Nya. Itu sebabnya Dia telah melahirbarukan kita semua, dan memberikan perintah untuk bersaksi tentang nama Yesus sampai keujung-ujung Bumi, yaitu agar semua orang mengenal-Nya sebagai satu-satunya Juruselamat. Kita diciptakan untuk kemuliaan-Nya, seperti disaksikan dalam ayat berikut, “semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!” (Yesaya 43:7)
- Kita diperintahkan untuk memuji Tuhan
Firman Tuhan menulis, “Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!” (Mazmur 150:6) Ada himbauan, perintah untuk memuji Tuhan. Sebagai anak-anak Allah yang telah ditebus oleh darah Kristus, ketaatan merupakan gaya hidup Kerajaan Allah. Dan sebagai anak-anak Tuhan yang taat, tentunya dengan sukacita kita semua akan memuji-muji Tuhan sesuai dengan firman-Nya.
- Sebab Tuhan telah menyelamatkan kita
Raja Daud adalah sosok pria yang telah “kenyang” dengan berbagai proses kehidupan. Dari gembala kambing domba, sampai menjadi gembala bagi umat Israel. Ia telah kaya dengan berbagai pengalaman tempur. Dalam kesemuanya itu, ia menyadari bahwa Tuhanlah yang telah mendukung dan menyelamatkannya. Hal itu ia tuangkan dalam suatu lagu pujian yang dinyanyikan bani Asaf, “Selamatkanlah kami, ya TUHAN Allah, Penyelamat kami, dan kumpulkanlah dan lepaskanlah kami dari antara bangsa-bangsa, supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus, dan bermegah dalam puji-pujian kepada-Mu.” (1 Tawarikh 16:35)
Dalam kitab Mazmur, Daud juga menuliskan ungkapan syukurnya lewat puji-pujian kepada Allah karena telah mendapat keselamatan.
Selamatkanlah kami, ya TUHAN, Allah kami, dan kumpulkanlah kami dari antara bangsa-bangsa, supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus, dan bermegah dalam puji-pujian kepada-Mu. (Mzm 106:47)
supaya aku menceritakan segala perbuatan-Mu yang terpuji dan bersorak-sorak di pintu gerbang puteri Sion karena keselamatan yang dari pada-Mu. (Mzm 9:15).
Bagi kita yang hidup dalam masa Perjanjian Baru, keselamatan terbesar telah dianugerahkan Allah. Kini sebagai ciptaan baru, anak-anak Allah yang hidup, layaklah apabila kita semua selalu menaikkan pujian syukur kepada-Nya untuk karya keselamatan yang dianugerahkan dalam Kristus Yesus.
- Ekspresi syukur kita kepada-Nya
Ada banyak hal yang perlu kita syukuri dalam kehidupan ini daripada hanya mengeluh dan bersungut-sungut. Paling tidak bersyukurlah untuk nafas kehidupan yang masih diberikan Tuhan, sehingga kita semua masih bisa menikmati kehidupan ini, mencintai dan dicintai oleh orang-orang yang dekat di hati.
Bersyukurlah untuk anugerah keselamatan hidup kekal yang diberikan Bapa di dalam Kristus Yesus, sebab ada banyak orang yang terpanggil, namun mereka menolak untuk memberikan hati dan hidupnya kepada Kristus. Bani Asaf mengekspresikan syukurnya dalam 1 Tawarikh 16:36, “Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Maka seluruh umat mengatakan: “Amin! Pujilah TUHAN!”
Demikian pula anjuran dalam Kitab Ibrani 13:5 “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.”
- Sebab kasih setia-Nya kekal
Kita patut bangga dan bersukacita sebab Allah adalah pribadi yang penuh dengan kasih setia. Kasih setianya bahkan bersifat kekal atau untuk selama-lamanya. Itu artinya, Tuhan mengasihi Anda dan saya selama-lamanya. Kasih-Nya tidak akan pudar ketika kita misalnya sedang jatuh dalam dosa. Justru pada saat demikian, Dia akan mendekati dengan cinta-Nya yang besar, memanggil untuk kembali bertobat dan hidup dalam anugerah-Nya.
Allah bukanlah manusia yang kasihnya terbatas. Kasih manusia terbatas dan seringkali berakhir ketika orang yang dicintai menghianati. Namun tidak demikian dengan Allah. Itu sebabnya kita dapat dengan tenang merebahkan diri dalam naungan kasih-Nya, sebab kita tahu Dia mengayomi umatnya sampai selama-lamanya.
Rasul Petrus pernah menyangkal Yesus sampai tiga kali di hadapan orang banyak. Namun, Allah yang penuh dengan kasih setia tetap menantinya untuk kembali bertobat. Dan kita semua tahu, rasul Petrus kemudian dipulihkan bahkan melayani Tuhan dengan luar biasa.
Daud yang sangat memahami sifat Allah ini, melantunkannya dalam suatu mazmur:
Haleluya! Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. (Mzm 106:1)
Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. (Mzm 138:2)
- Sbab Tuhan bertahta diatas pujian kita
Alkitab menulis, “Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.” (Mzm 22:4). Allah ternyata sangat menikmati pujian penyembahan umat-Nya. Hal itu nampak nyata dari tindakan-Nya yang “duduk bertahta” di atas puji-pujian.
Oleh karenanya, hiduplah senantiasa dalam pujian dan penyembahan. Bahkan ketika disaat-saat tersulit, kelam kelabu sedang menerpa kehidupan kita, tetaplah memuji Tuhan. Karena justru ketika kita melakukannya, maka Allah akan hadir, datang dan menikmati pujian kita.
Kehadiran Allah pasti disertai dengan hadirat kudus-Nya yang membebaskan, memulihkan, menyembuhkan, mencerahkan, menolong bahkanmemberkati umat-Nya. Pertolongan kasih-Nya akan hadir dan memerdekakan kita dari beban berat, masalah dsb.
Pdt. Dr. Tertius Y. Lantigimo pendeta Gereja Kristen di Sulawesi Tengah, menceritakan dalam bukunya bahwa dalam pujian-pujian terjadi mujizat kesembuhan di Meko, Sulteng. Ketika ribuan orang menyanyikan kidung “Allah Kuasa”,
Allah Kuasa Melakukan
Segala Perkara
Allahku Mahakuasa
Dia Ciptakan seisi dunia
Atur s’gala masa
Allahku Maha Kuasa
Inilah syair lagu yang dinyanyikan berulang-ulang dengan semangat dan penuh kuasa. Ribuan manusia yang membanjiri desa Meko, baik di baruga (balai desa), di rumah-rumah maupun di tenda-tenda, menyanyikan lagu ini, sehingga lagu ini menjadi sangat populer.
Sementara lagu itu dikumandangkan, tiba-tiba saja terdengar tepukan tangan dan teriakan “Puji Tuhan”. Orang-orangpun berkerumun untuk melihat apa yang sedang terjadi. Ternyata sementara lagu ini dinyanyikan, tiba-tiba saja orang lumpuh berjalan, buta melihat, tuli mendengar, dan kesembuhan lainnya terjadi.
Betapa dahsyatnya kuasa dalam pujian penyembahan!!
- Indah dan baik memuji-muji Tuhan
Mazmur 147:1 menulis, “Haleluya! Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji itu.”
Tidak ada kenikmatan dan keindahan yang lebih besar dari menaikkan mazmur puji-pujian kepada Tuhan. Raja Daud dengan jujur bersaksi bahwa indah dan layaklah bagi kita semua untuk memuji-muji Tuhan.
Oleh karenanya, marilah memuji Tuhan di segala waktu, dan tidak terbatas hanya pada saat beribadah di gereja saja. Tuhan sangat senang mendengar kidung puji-pujian yang dengan tulus keluar dari hati dan bibir umat-Nya.Haleluyah!!
- Sebab Tuhan layak dipuji
Tidak ada pribadi yang lebih layak dipuji dan disembah selain daripada Tuhan kita Yesus Kristus. Hanya Dia saja yang layak menerima pujian dan pengagungan dari kita. Sebab Dialah pencipta yang sempurna, Tuhan yang mengampuni segala dosa dan kesalahan kita serta berjanji untuk selalu menyertai kita, sebagaimana arti dari gelar “Immanuel” yang disandang-Nya.
Pujian kepada-Nya bergema di Surga:
Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: “Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujiandan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!”
Dan keempat makhluk itu berkata: “Amin”. Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah. (Wahyu 5:13-14)
Pemazmur pun menggemakannya dalam berbagai kesempatan:
“Haleluya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku! (Mzm 146:1)
Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada. (Mzm 146:2)
- Ada KUASA dalam pujian
1 Samuel 16:14,23 menulis, “Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN… Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya.”
Suatu kisah dari Perjanjian Lama yang mengajarkan bahwa dalam puji-pujian setan dan roh-roh jahat dikalahkan. Jonathan Prawira pernah bersaksi demikian, ada seorang temannya (kita sebut saja Ibu X) yang selalu diteror dengan miscall dari nomer yang tidak dikenal ke hapenya. Ketika dijawab, maka langsung terputus.
Kejadian ini berlangsung berulang-ulang selama beberapa hari. Sampai akhirnya orang itu menyatakan dirinya. Ternyata seorang wanita (kita sebut saja Ibu Y). Ibu Y ini meminta maaf atas perbuatan suaminya yang kini sedang sekarat (kita sebut saja Pak Z) kepada Ibu X.
Ibu Y ini menceritakan bahwa selama ini Pak Z ada kepahitan berbisnis dengan Ibu X, dan selalu berusaha untuk mengirimkan santet kepada Ibu X melaluihandphone, bila Ibu X menjawab “halo” maka kuasa santet akan teraktivasi dalam dirinya. Tetapi karena RBT dari Ibu X adalah lagu pujian, maka santet tersebut tidak bisa tembus dan mengakibatkan luka yang serius kepada si pengirim, sampai akhirnya si pengirim (Pak Z) harus terkapar.
Ibu X menghimbau supaya Pak Z tidak meminta maaf kepada dirinya, karena tidak terjadi apa-apa atas dirinya, tetapi supaya memohon ampun kepada Tuhan Yesus karena telah melakukan perzinahan dengan kuasa kegelapan.
Betapa hebat kuasa dalam puji-pujian… Malah dalam bentuk RBT pun, kuasanya tetap dahsyat…mengapa? Sebab Allah hadir, Allah bertahta dalam puji-pujian!
- Mengubah keadaan buruk menjadi kemenangan
Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! (Mazmur 43:5)
Raja Daud adalah manusia biasa sama seperti kita. Diapun pernah dan sering mengalami kesedihan maupun tekanan dalam hati dan jiwanya. Namun dalam kesemuanya itu, dia tidak menjadi putus asa maupun tenggelam dalam kesedihan.
Mazmur diatas menjelaskan bahwa Daud tetap mampu mengucap syukur meskipun sedang dalam keadaan buruk dan tertekan. Dia juga menguatkan hatinya dan berharap pada Allah. Inilah sikap yang patut kita teladani. Ubahlah keadaan buruk dan kesedihan menjadi kemenangan dengan kuasa puji-pujian.
Dalam perjalanan misinya di kota Filipi, Roma, Rasul Paulus dan Silas dimasukkan ke dalam penjara oleh orang-orang yang tidak suka dengan mereka. Bahkan sebelumnya mereka dikenakan hukuman dera. Tetapi hal ini tidak membuat mereka berkecil hati. Mereka tidak kecewa ataupun putus asa dengan keadaan yang menimpa mereka. Justru iman mereka semakin dikuatkan melalui keadaan ini. Mereka tahu bahwa segala sesuatu pasti terjadi seturut dengan kehendak Tuhan.
Masalah dan pencobaan boleh datang, tetapi sebagai umat-Nya kita harus belajar seperti Paulus dan Silas. Dalam keadaan senang ataupun susah, bahkan dalam keadaan yang paling buruk sekalipun, kita harus tetap dapat mengucap syukur dan memuji Tuhan. Jangan mengeluarkan keluhan ataupun sungut-sungut di hadapan Tuhan.
Mereka lalu berdoa dan menaikkan puji-pujian kepada Tuhan. Mereka bernyanyi dengan semangat dan suara yang keras sehingga orang-orang lainnya yang berada dalam penjara juga ikut mendengarnya. Paulus dan Silas benar-benar mengerti bahwa ada kuasa dalam puji-pujian, seperti dinyatakan firman Tuhan,“Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel” (Mazmur 22:4). Mereka mengerti bahwa ketika mereka menaikkan puji-pujian, maka kuasa Allah akan turun.
Dan itulah yang kemudian terjadi…disaat mereka terus menaikkan puji-pujian kepada Allah, maka …terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah, dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua (Kisah Para Rasul 16:26).
Kalahkanlah kesedihan dan tekanan di hati Anda dengan kuasa puji-pujian. Allah sanggup mencurahkan kasih dan kuasa-Nya yang dahsyat untuk mengubah keadaan buruk menjadi kemenangan dalam kehidupan kita.
- Sebab itulah gaya hidup kita nanti di Surga
Ketika hari-Nya tiba, kita semua akan bersama-sama dengan Tuhan di Surga. Disana kita tidak lagi akan membaca Alkitab maupun berdoa, sebab kita telah langsung bertemu dengan Allah juru selamat yang maha mulia.
Apakah yang akan dilakukan orang-orang percaya disana? Tiada lain selain memuji dan menyembah Tuhan. Demikian dijelaskan kitab suci:
Yesaya 66:22-23
Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap.
Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman TUHAN.
Wahyu 22:1-3
Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,