Nih bro gua lagi ngafalin majas.. gile mumet otak ane -_-
Karena itu ane nulis di sini, sekalian buat bagi- bagi ilmu hehehhe
Ini ane jelasin pake bahasa ane sendiri, tapi intinya sama
Sumber ane dapet dari diktat bahasa ane
Thx for reading :D
1. Asosiasi/Simile: menggunakan ibarat, bak, bagai, laksana
Wajahnya laksana bulan purnama
Dia cantik bak bidadari
2. Alegori: menunjukkan perbandingan utuh
Suami sebagai nahkoda, istri sebagai juru mudi
Kisah kancil dan burung gagak
3. Eufimisme: menunjuk ke kata yang lebih lembut
Anak ibu tidak bodoh, tapi kurang belajar
Mata nenek kurang jelas saat membaca koran
4. Metafora: menunjukkan perbandingan sebagian
Raja siang telah kembali ke peraduannya
Rio adalah bintang kelas dunia
5. Alusio: menggunakan peribahasa/pepatah
Dia itu tong kosong nyaring bunyinya
Adik suka lempar batu sembunyi tangan
6. Personifikasi: benda mati sifatnya seperti hidup
Burung-burung bernyanyi ceria di pagi hari
Ombak berkejar-kejaran di pantai
7. Depersonifikasi: benda hidup sifatnya seperti benda mati
Kamu bunga, aku tangkainya
Kalau kamu bintang, aku bulannya
8. Hiperbola: melebih-lebihkan/lebay
Hatiku hancur, jantungku remuk saat aku melihat kau bersamanya
Aku terkejut setengah mati
9. Repetisi: pengulangan( di pidato)
Kita telah merdeka! Kita telah merdeka! Indonesia telah merdeka!
10. Tautologi: pengulangan (di kalimat)
Dia terus menangis, menangis dan menagis tanpa henti
11. Antitesis: berlawanan di satu kalimat
Jatuh bangun sudah dia alami berulang kali
Manis pahit kehidupan adalah pengalaman yang berharga
12. Paradoks: melukiskan hal yang seharusnya searah namun berlawanan
Justru karena kecantikannya dia menjadi sengsara bukan bahagia
Cinta membutatnya tertawa dan cinta juga membuatnya menangis
13. Pleonasme: sebenarnya tidak diperlukan
Nia naik ke atas panggung
Adik mendongak ke atas langit
14. Tropen: pengertiannya sama (sinonim)
Ayah terbang ke Singapura
Aku naik gunung
15. Metonimia: menggunakan merek
Dia minta dibelikan gudang garam di warung (rokok)
Dia cuci muka memakai garnier (sabun)
16. Koreksio/paralipsis: membetulkan
Dia adalah pacarku, eh maksudnya temanku
Adik sedang baca koran, eh salah baca majalah
17. Klimaks: dari tingkatan rendah ke tinggi
Dari anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak, kakek-kakek, nenek-nenek ikut memeriahkan acara itu
18. Antiklimaks: dari tingkatan tinggi ke rendah
Jangankan seratus ribu, lima puluh ribu, sepuluh ribu, bahkan seribu perak pun dia tidak punya
19. Paralelisme
-Anafora: Yang diulang di depan
Oh sayangku jangan pergi
Oh sayangku jangan tinggalkan aku
Oh sayangku tetaplah di sini
-Epifora: yang diulang di belakang
Aku mencitaimu, kekasihku
Aku menyayangimu, kekasihku
Aku merindukanmu, kekasihku
20. Paronomasia: homofon
Peserta rapat duduk dengan rapat
Awas bisa ini bisa membunuhmu
21. Sinekdokhe pars pro toto: sebagian untuk keseluruhan
Dia belum kelihatan batang hidungnya
22. Sinekdokhe totem pro parte: keseluruhan untuk sebagian
Sekolah kita keluar sebagai juara satu
Indonesia menjadi juara World Cup
23. Simbolik: menggunakan benda sbg simbol
Hitam lembang kematian
Melati lambang suci
24. Kontradiksio Interminis: bertentangan dengan kalimat sebelumnya
Semua anak masuk di kelas kecuali Asep
25. Zeugma: bertentangan di kalimat
Dia anak yang rajn dan malas di sekolah
Aku ingat tapi lupa cara menjawab no 32
26. Ekslamasi: menggunakan kata seru/ seruan
Ya Tuhan lindungilah kami!
27. Inversi: predikat di depan
Besar sekali gajinya
Cantik sekali parasnya
28. Elipsis: hanya menggunakan objek/predikat/subjek saja
Saya? (saya yang kamu panggil)
Pergi? (apa saya harus pergi)
29. Ironi: sindiran
Bagus sekali tulisanmu seperti cakar ayam
Rajin sekali kamu tiap hari terlambat
30. Sinisme: lebih kejam dari ironi
Dasar gendut banyak gaya
Muntah aku liat kamu
31. Sarkasme: lebih kejam dari sinisme
Wajahmu seperti monyet, memuakkkan
32. Antonomasia: menggunakan ciri2
Si cerewet sudah datang
Si gendut sedang makan
33. Litotes: merendahkan diri
Mampirlah ke gubukku
Mengapa kamu bertanya ke orang bodoh sepertiku
34. Prifrase: satu kalimat yang dijabarkan
Hari sudah malam jadi dia pulang
Matahari telah tenggenam di ufuk barat jadi dia pulang
35. Retoris: pertanyaan yang tak perlu dijawab
Apakah semua orang ingin memiliki umur panjang?
Mana mungkin orang mati hidup kembali?
36. Asidenton: kata penghubung dihilangkan
Buku, alat tulis, pulpen, penghapus dibelinya di toko itu
37. Polisidenton: memakai kata pengubung
Saat dia membuka pintu, maka dilihatnya adiknya sedang bermain, sehingga dia marah
38.Simbolk: memakai benda lain sebagai simbol/lambang
Melati lambang kesucian
Hitam lambang kematian
39. Pretarito: menyembunyikan maksud sebenarnya (harus diselidiki)
Tak perlu dikasitahu pasti kamu akan tahu sendiri
40. Oksimoron: pendirian dengan 2 antonim
Olahraga mendaki memang menyenangkan namun penuh bahaya
Karena itu ane nulis di sini, sekalian buat bagi- bagi ilmu hehehhe
Ini ane jelasin pake bahasa ane sendiri, tapi intinya sama
Sumber ane dapet dari diktat bahasa ane
Thx for reading :D
1. Asosiasi/Simile: menggunakan ibarat, bak, bagai, laksana
Wajahnya laksana bulan purnama
Dia cantik bak bidadari
2. Alegori: menunjukkan perbandingan utuh
Suami sebagai nahkoda, istri sebagai juru mudi
Kisah kancil dan burung gagak
3. Eufimisme: menunjuk ke kata yang lebih lembut
Anak ibu tidak bodoh, tapi kurang belajar
Mata nenek kurang jelas saat membaca koran
4. Metafora: menunjukkan perbandingan sebagian
Raja siang telah kembali ke peraduannya
Rio adalah bintang kelas dunia
5. Alusio: menggunakan peribahasa/pepatah
Dia itu tong kosong nyaring bunyinya
Adik suka lempar batu sembunyi tangan
6. Personifikasi: benda mati sifatnya seperti hidup
Burung-burung bernyanyi ceria di pagi hari
Ombak berkejar-kejaran di pantai
7. Depersonifikasi: benda hidup sifatnya seperti benda mati
Kamu bunga, aku tangkainya
Kalau kamu bintang, aku bulannya
8. Hiperbola: melebih-lebihkan/lebay
Hatiku hancur, jantungku remuk saat aku melihat kau bersamanya
Aku terkejut setengah mati
9. Repetisi: pengulangan( di pidato)
Kita telah merdeka! Kita telah merdeka! Indonesia telah merdeka!
10. Tautologi: pengulangan (di kalimat)
Dia terus menangis, menangis dan menagis tanpa henti
11. Antitesis: berlawanan di satu kalimat
Jatuh bangun sudah dia alami berulang kali
Manis pahit kehidupan adalah pengalaman yang berharga
12. Paradoks: melukiskan hal yang seharusnya searah namun berlawanan
Justru karena kecantikannya dia menjadi sengsara bukan bahagia
Cinta membutatnya tertawa dan cinta juga membuatnya menangis
13. Pleonasme: sebenarnya tidak diperlukan
Nia naik ke atas panggung
Adik mendongak ke atas langit
14. Tropen: pengertiannya sama (sinonim)
Ayah terbang ke Singapura
Aku naik gunung
15. Metonimia: menggunakan merek
Dia minta dibelikan gudang garam di warung (rokok)
Dia cuci muka memakai garnier (sabun)
16. Koreksio/paralipsis: membetulkan
Dia adalah pacarku, eh maksudnya temanku
Adik sedang baca koran, eh salah baca majalah
17. Klimaks: dari tingkatan rendah ke tinggi
Dari anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak, kakek-kakek, nenek-nenek ikut memeriahkan acara itu
18. Antiklimaks: dari tingkatan tinggi ke rendah
Jangankan seratus ribu, lima puluh ribu, sepuluh ribu, bahkan seribu perak pun dia tidak punya
19. Paralelisme
-Anafora: Yang diulang di depan
Oh sayangku jangan pergi
Oh sayangku jangan tinggalkan aku
Oh sayangku tetaplah di sini
-Epifora: yang diulang di belakang
Aku mencitaimu, kekasihku
Aku menyayangimu, kekasihku
Aku merindukanmu, kekasihku
20. Paronomasia: homofon
Peserta rapat duduk dengan rapat
Awas bisa ini bisa membunuhmu
21. Sinekdokhe pars pro toto: sebagian untuk keseluruhan
Dia belum kelihatan batang hidungnya
22. Sinekdokhe totem pro parte: keseluruhan untuk sebagian
Sekolah kita keluar sebagai juara satu
Indonesia menjadi juara World Cup
23. Simbolik: menggunakan benda sbg simbol
Hitam lembang kematian
Melati lambang suci
24. Kontradiksio Interminis: bertentangan dengan kalimat sebelumnya
Semua anak masuk di kelas kecuali Asep
25. Zeugma: bertentangan di kalimat
Dia anak yang rajn dan malas di sekolah
Aku ingat tapi lupa cara menjawab no 32
26. Ekslamasi: menggunakan kata seru/ seruan
Ya Tuhan lindungilah kami!
27. Inversi: predikat di depan
Besar sekali gajinya
Cantik sekali parasnya
28. Elipsis: hanya menggunakan objek/predikat/subjek saja
Saya? (saya yang kamu panggil)
Pergi? (apa saya harus pergi)
29. Ironi: sindiran
Bagus sekali tulisanmu seperti cakar ayam
Rajin sekali kamu tiap hari terlambat
30. Sinisme: lebih kejam dari ironi
Dasar gendut banyak gaya
Muntah aku liat kamu
31. Sarkasme: lebih kejam dari sinisme
Wajahmu seperti monyet, memuakkkan
32. Antonomasia: menggunakan ciri2
Si cerewet sudah datang
Si gendut sedang makan
33. Litotes: merendahkan diri
Mampirlah ke gubukku
Mengapa kamu bertanya ke orang bodoh sepertiku
34. Prifrase: satu kalimat yang dijabarkan
Hari sudah malam jadi dia pulang
Matahari telah tenggenam di ufuk barat jadi dia pulang
35. Retoris: pertanyaan yang tak perlu dijawab
Apakah semua orang ingin memiliki umur panjang?
Mana mungkin orang mati hidup kembali?
36. Asidenton: kata penghubung dihilangkan
Buku, alat tulis, pulpen, penghapus dibelinya di toko itu
37. Polisidenton: memakai kata pengubung
Saat dia membuka pintu, maka dilihatnya adiknya sedang bermain, sehingga dia marah
38.Simbolk: memakai benda lain sebagai simbol/lambang
Melati lambang kesucian
Hitam lambang kematian
39. Pretarito: menyembunyikan maksud sebenarnya (harus diselidiki)
Tak perlu dikasitahu pasti kamu akan tahu sendiri
40. Oksimoron: pendirian dengan 2 antonim
Olahraga mendaki memang menyenangkan namun penuh bahaya