Bunuh diri nggak cuma terjadi di luar negeri aja. Di Indonesia kasus bunuh diri juga terjadi dan yang mengagetkan para pelaku bunuh diri ini sebagian besar merupakan remaja. Selama 2012 lalu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia menerima 31 kasus percobaan bunuh diri dengan pelaku berusia 12-17 tahun.
Tahun ini aja tercatat ada beberapa kasus bunuh diri di Indonesia yang terjadi. Contohnya pada 15 Januari kemarin, Fransiskus (18) nekat gantung diri karena tidak dibelikan softlens oleh orangtua. Lalu pada 18 Januari kemarin, seorang pelajar Fahri Husni (16) di Medan bunuh diri karena putus dari pacar. Kasus bunuh diri remaja kembali terjadi pada 11 Maret lalu, Agus (17) bunuh diri dengan cara menenggelamkan diri di sungai karena masalah cinta.
Haduh, sebenarnya apa sih masalah utama yang memicu remaja melakukan bunuh diri?
1. Cinta: Masalah Utama Remaja
Saat seorang remaja memutuskan bunuh diri biasanya ada tiga masalah yang yang menjadi penyebabnya. Masalah keluarga (perceraian orangtua, kekerasan dalam rumah tangga), masalah di lingkungan seperti sekolah dan teman (gagal ujian, bullying), serta masalah cinta. Percaya atau nggak, di antara ketiga masalah ini seringkali cinta jadi penyebab utamanya dalam banyak kasus bunuh diri remaja. Patah hati karena ditolak, diselingkuhi, atau putus seringkali menjadi alasan para remaja ini mengakhiri hidup. Cinta seringkali menjadi penyebab bunuh diri remaja karena tahap umur remaja merupakan stage penting untuk belajar menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain. Oleh karna itu.. jangan buta saat menjalin cinta.
2. Bicarakan Masalah
Banyak yang beranggapan bunuh diri adalah satu-satunya cara menuntaskan masalah. Tidak adanya pendidikan untuk remaja dalam menyelesaikan stress, dianggap jadi penyebab utama mereka. Padahal remaja jaman sekarang punya banyak tekanan yang berpotensi menyebabkan stress. Entah tekanan itu bisa dari tuntutan orangtua, beban pelajaran yang banyak, sampai masalah cinta dan pergaulan.
Menyelesaikan stress nggak susah, kok! Membicarakan hal yang menjadi masalah kita dengan orang lain jadi salah satu cara. Coba bicarakan masalah dengan orang lain bisa membantu meringankan tekanan dan menemukan solusi. Orang lain di sini bisa teman, orangtua, atau psikolog saat mengikuti terapi.