Thursday, 30 January 2014

Kicauan Hati

Ada yang tergenang di sudut mata, entah apa.. Tapi yang aku rasa saat ini hanya mati rasa.
Kadang ingin sekali hanya berjarak sejengkal denganmu, tapi sepertinya sejengkal pula jarakku dengan air mata.
Sepertinya filmnya akan selesai, tapi kenapa ending bahagia belum muncul. Endingnya memangnya tidak bahagia ya?
Tolong jangan berjalan-jalan di otakku terus, aku ingin tidur sebentar.
Sepertinya tadi kepingan hatiku tertinggal di sela-sela jarimu.
Kau kan selalu berjalan-jalan di otakku terus, bisa tolong beri tahu aku di syaraf sebelah mana yang ada namamu? Ingin segera aku putus.
Kenyataan ini sungguh menggelikan, aku dipaksa memilih antara jalan yang salah dan jalan yang sangat- sangat salah, tidak ada pilihan lain kah?
Hari ini aku ingin seperti Rangga dan Cinta memecahkan kaca biar ramai.. Tapi objekku beda, bukan kaca melainkan hatimu.
Punya cawan yang lebih besar dari yang aku punya? Sepertinya punyaku tak cukup menampung genangan air dari mataku nih..
Perempuan itu tersakiti, demikian pula aku. Perempuan itu sepertinya juga ingin semua ini berakhir, tapi aku tidak..
Kalau posisi kita bertukar, aku ada diposisimu dan kau ada di posisiku. Mungkin aku diposisimu akan mencacimu yg ada di posisiku.
Cintaku, senangku dan sakit hatiku terlalu abstrak untuk diungkapkan. Tapi cuma sakit hati yang terlampau abstrak tapi sangat terasa.
Aku terharu, banyak yang khawatir aku sakit hati. Dan aku terharu juga, ternyata lebih banyak lagi orang yang bilang saya ini bego.
Yang menyebutku bodoh, bisa tolong beri tahu dimana menemukan letak akal sehat di dalam cinta? Aku tak pernah menemukannya..
Sudah jam dua saja, ini berarti sudah pagi ya? Malam sudah berakhir? Tapi kenapa mimpiku belum datang juga?
Waktu itu kau pinjam hatiku kan? Bisa kembalikan sekarang? Tapi aku ingin utuh tanpa lecet sedikitpun ya.
Kumohon, berhentilah menari-nari di pikiranku. Beri waktu sebentar aku untuk tidur, mataku sudah lelah menangisi ketidakjelasan kita ini.
Aku, kau dan dia sudah seperti layaknya buntalan ribuan benang yang bertautan satu sama lain, tapi tak harmonis. Kusut!
Menyerah kadang bukan berarti lemah, tapi itu juga bisa berarti bahwa aku cukup kuat untuk melepaskanmu.
God is closest to those with broken hearts? So I think that He’s closest to me now!
Obat untuk menyembuhkan sakit hati itu cuma waktu. Mana waktu mana!! Aku butuh itu!! Mana!!
Hubungan kita itu seperti kaca, saat pecah harusnya lebih baik ditinggalkan saja kan, daripada berusaha disatukan lagi kebentuk semula?
Melepaskanmu sepertinya memang bagian dari cara aku mencintaimu.
Kadang anak kecil cepat sekali melupakan sakitnya beberapa saat setelah dia mengaduh, perlu belajar banyak pada mereka.
Pernah merasakan sakit hati? Kalau belum pernah, mau aku ceritakan?
Melupakanmu itu seperti mencoba menguras lautan. Mustahil sekali, bukan?
Membiarkanmu bahagia tapi tak mengajakku itu seperti aku memberi makan para gelandangan disana, sementara aku kelaparan.
Setelah hujan biasanya pelangi muncul dengan indahnya, andai saja setelah aku menangis juga muncul pelangi seperti itu, ya.
Semoga tangis sudah terkuras habis malam ini. Besok kusegerakan menuju waktu, jangan memanggilku lagi ya, aku tak ingin menengok.


source: tumblr
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment